Thursday, October 11, 2012

Sawang, sentral pinang di Aceh Utara, dengan petani 18.293 orang

Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, merupakan kawasan sentral perkebunan pinang, karena komoditas tersebut kini menjadi salah satu mata pencaharian pokok warga setempat.
Kasi Perlindungan Tanaman pada Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Aceh Utara Sayed Ahmad di Lhokseumawe, Kamis mengatakan, perkebunan pinang di kecamatan itu sudah dijalani warga selama bertahun-tahun dan menjadikan salah satu komoditas  unggulan.
Disebutkan, buah pinang di kawasan itu memiliki kualitas terbaik bila dibandingkan dengan daerah lain di Aceh Utara, baik dari segi getahnya maupun buahnya.
Hal itu dukung oleh kesuaian lahan dan kondisi geografis daerah terhadap tanaman pinang, jelas Sayed.
Lebih lanjut dikatakannya, selain Kecamatan Sawang sebagai sentra perkebunan pinang, juga daerah lain yang masih membudidayakan tanaman pinang, yakni Kecamatan Nisam.
Sementara itu, data Dinas Perkebunan dan Kehutanan Aceh Utara mencatat luas areal perkebunan pinang di Aceh Utara 12.267 hektare, dengan jumlah petani mencapai 18.293 orang.
Tiap hektarenya mampu memproduksi sekitar 635 kilogram biji pinang kering. Komoditas ekspor tersebut lebih dominan dikirim ke India dan Pakistan yang digunakan sebagai bahan baku obat-obatan dan pewarna kain.
Seperti dikatakan Sayed, meski harga komoditas pinang mengikuti trend pasar luar negeri. Namun jumlah masyarakat yang membudidayakan pinang di Aceh Utara sangat minim dan terbatas pada kawasan tertentu.
Hal itu terlihat dari tidak adanya pengembangan perkebunan pinang dan juga permohonan  masyarakat terhadap tanaman tersebut kepada pihaknya.
Selain itu, program pengembangan tanaman perkebunan terhadap tanaman pinang juga tidak ada.
Namun untuk jenis tanaman perkebunan yang sedang membuat petani di Aceh Utara bergairah saat ini adalah kakao, kelapa sawit dan karet, katanya.

Khasiat Pinang

Pinang adalah sejenis palma yang tumbuh di daerah Pasifik, Asia dan Afrika bagian timur. Pinang juga merupakan nama buahnya yang diperdagangkan orang. Pelbagai nama daerah di antaranya adalah pineung (Aceh), pining (Batak Toba), penang (Md.), jambe (Sd., Jw.), bua, ua, wua, pua, fua, hua (aneka bahasa di Nusa Tenggara dan Maluku) dan berbagai sebutan lainnya.
Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Betel palm atau Betel nut tree, dan nama ilmiahnya adalah Areca catechu.

Batang lurus langsing, dapat mencapai ketinggian 25 m dengan diameter lk 15 cm, meski ada pula yang lebih besar. Tajuk tidak rimbun.
Pelepah daun berbentuk tabung dengan panjang 80 cm, tangkai daun pendek; helaian daun panjangnya sampai 80 cm, anak daun 85 x 5 cm, dengan ujung sobek dan bergerigi.
Tongkol bunga dengan seludang (spatha) yang panjang dan mudah rontok, muncul dibawah daun, panjang lebih kurang 75 cm, dengan tangkai pendek bercabang rangkap, sumbu ujung sampai panjang 35 cm, dengan 1 bunga betina pada pangkal, di atasnya dengan banyak bunga jantan tersusun dalam 2 baris yang tertancap dalam alur. Bunga jantan panjang 4 mm, putih kuning; benang sari 6. Bunga betina panjang lebih kurang 1,5 cm, hijau; bakal buah beruang 1.
83e102e89e2b29124a3777ab7449e608_pinang4
Buah buni bulat telur terbalik memanjang, merah oranye, panjang 3,5 - 7 cm, dengan dinding buah yang berserabut. Biji 1 berbentuk telur, dan memiliki gambaran seperti jala.
Di Jawa, pinang tumbuh hingga ketinggian 1.400 m dpl.
Kegunaan
Pinang terutama ditanam untuk dimanfaatkan bijinya, yang di dunia Barat dikenal sebagai betel nut. Biji ini dikenal sebagai salah satu campuran orang makan sirih, selain gambir dan kapur.
Biji pinang mengandung alkaloida seperti misalnya arekaina (arecaine) dan arekolina (arecoline), yang sedikit banyak bersifat racun dan adiktif, dapat merangsang otak. Sediaan simplisia biji pinang di apotek biasa digunakan untuk mengobati cacingan, terutama untuk mengatasi cacing pita. Sementara itu, beberapa macam pinang bijinya menimbulkan rasa pening apabila dikunyah. Zat lain yang dikandung buah ini antara lain arecaidine, arecolidine, guracine (guacine), guvacoline dan beberapa unsur lainnya.
Secara tradisional, biji pinang digunakan dalam ramuan untuk mengobati sakit disentri, diare berdarah, dan kudisan. Biji ini juga dimanfaatkan sebagai penghasil zat pewarna merah dan bahan penyamak.
Perkebunan pinang di Taiwan
Akar pinang jenis pinang itam, di masa lalu digunakan sebagai bahan peracun untuk menyingkirkan musuh atau orang yang tidak disukai. Pelepah daun yang seperti tabung (dikenal sebagai upih) digunakan sebagai pembungkus kue-kue dan makanan. Umbutnya dimakan sebagai lalapan atau dibikin acar.
Batangnya kerap diperjual belikan, terutama di kota-kota besar di Jawa menjelang perayaan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus, sebagai sarana untuk lomba panjat pinang. Meski kurang begitu awet, kayu pinang yang tua juga dimanfaatkan untuk bahan perkakas atau pagar. Batang pinang tua yang dibelah dan dibuang tengahnya digunakan untuk membuat talang atau saluran air.
Pinang juga kerap ditanam, di luar maupun di dalam ruangan, sebagai pohon hias atau ornamental.

Perdagangan

Saat ini biji pinang sudah menjadi komoditi perdagangan. Ekspor dari Indonesia diarahkan ke negara-negara Asia selatan seperti India, Pakistan, Bangladesh, atau Nepal. Negara-negara pengekspor pinang utama adalah Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Myanmar.
Pohon pinang (tengah) di Setra Gandamayit, tempat bersemayam Batari Durga (membawa pedang). Relief Candi Sukuh dari abad ke-15.
Biji pinang yang diperdagangkan terutama adalah yang telah dikeringkan, dalam keadaan utuh (bulat) atau dibelah. Di negara-negara importir tersebut biji pinang diolah menjadi semacam permen sebagai makanan kecil.
Budaya
Pinang sudah sangat lama menjadi bagian kehidupan sehari-hari masyarakat Nusantara. Relief pada Candi Borobudur dan Candi Sukuh, keduanya berselisih sekitar delapan abad, menampilkan pohon pinang secara jelas. Di Bandar Udara Sentani, ada tanda larangan memakan buah pinang di bandara karena membuat masalah, yaitu bercak-bercak merah bekas ludah.
Buah pinang dimanfaatkan oleh bermacam-macam suku bangsa di Indonesia. Air rebusan dari buah pinang digunakan untuk mengatasi penyakit seperti haid dengan darah berlebihan, hidung berdarah (mimisan), koreng, borok, bisul, eksim, kudis, difteri, cacingan (kremi, gelang, pita, tambang), mencret dan disentri oleh masyarakat desa Semayang Kutai Kalimatan Timur.
Sementara bagi masyarakat Papua umumnya, pinang muda digunakan bersama dengan sirih untuk menguatkan gigi. Selain sebagai obat penguat gigi, masyarakat pesisir pantai desa Assai dan Yoon-noni, yang didiami oleh suku Menyah, Arfak, Biak dan Serui (Papua), buah pinang muda juga digunakan sebagai obat untuk mengecilkan rahim setelah melahirkan oleh kaum wanita dengan cara memasak buah pinang muda tersebut dan airnya diminum selama satu minggu.

Harga Pinang Anjlok

Harga buah pinang di Kabupaten Limapuluh Kota, anjlok dari Rp30 ribu per kg beberapa bulan lampau, menjadi Rp23 ribu per kg harga kemarin di Kecamatan Harau. Sedangkan pinang tua yang diproses belah dua dihargai pedagang hanya Rp6,5 ribu hingga Rp 10 ribu per kg.
Salah seorang pedagang pinang di Kecamatan Harau, Aat Diano yang ditemui di Bukit Limbuku, kemarin menuturkan, buah pinang dibelinya dari sejumlah pedagang pengumpul yang mengantarkan ke gudang penampungan di Bukit Limbuku seberat 1,5 ton setiap hari. Buah pinang itu dikuliti oleh beberapa masyarakat setempat, dengan upah Rp1.000 per kg, untuk pinang muda diupah kepada mereka Rp 800 per kg.
Para pekerja itu, maksimal sanggup menguliti buah pinang rata rata 20 kg per malam dibantu anggota keluarga. Berarti warga pekerja mampu menghasilkan uang tambahan sekitar Rp20 ribu per malam, sehingga masyarakat setempat mempunyai penghasilan tambahan selain kerja pokok sebagai petani.
Menurut dia, pengiriman pinang yang sudah diolah dan dikeringkan berjumlah 7 ton per minggu. Pinang tersebut dikirim ke Surabaya sekali dalam seminggu.”Kalau masyarakat pengrajin pinang itu punya modal, mereka bisa membeli pinang ke pemilik buah pinang dan menjualnya kepada kami, sehingga pendapatan mereka bertambah,” ulasnya.

Wednesday, October 10, 2012

Manfaat Buah Pinang

Tanaman Pinang atau dalam bahasa Latin di kenal dengan nama Areca Catechu L, telah banyak dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional sejak dulu. Berikut beberapa manfaat buah pinang :

1. Mengobati luka kulit. Caranya, daging buah pinang yang masih muda ditumbuk hingga halus, lalu ditempelkan pada bagian tubuh yang terluka.

2. Biji pinang muda digunakan kaum wanita untuk mengecilkan rahim setelah melahirkan. Caranya masak buah pinang muda lalu airnya diminum hingga rahim kembali ke bentuk normal.

3. Untuk mengobati rabun mata. Cukup dengan langsung dikunyah dan airnya ditelan.

4. Meningkatkan gairah seks kaum pria. Khasiat ini di ketahui karena di dalam pinang terkandung arekolin.

5. Anak penderita cacingan. Caranya, rebuslah biji pinang muda hingga mendidih. Airnya kemudian dibiarkan hingga dingin lalu disaring. Air ini lalu diminumkan pada anak penderita cacingan.

5. Air rebusan biji pinang juga digunakan untuk mengatasi penyakit seperti haid dengan darah berlebihan, hidung berdarah (mimisan), koreng, bisul, kudis dan mencret.

Nilai Ekspor Biji Pinang Sumut Melonjak 19,83%

Sepanjang tahun 2011, nilai ekspor komoditas biji pinang Sumatera Utara (Sumut) melonjak 19,83% dengan nilai US$ 13,183 juta dibandingkan tahun 2010 yang nilainya US$ 11,001 juta.
Naiknya nilai ekspor komoditas biji pinang ini disebabkan karena terjadinya peningkatan harga. Sedangkan permintaan dari buyer (pembeli) datang dari Pakistan, Bangladesh dan India.

Kepala Seksi Ekspor Hasil Pertanian dan Pertambangan Subdis Perdagangan Luar Negeri (PLN) Disperindagsu, Fitra Kurnia, mengatakan, komoditas biji pinang paling banyak dikonsumsi masyarakat kawasan Timur Tengah khususnya India yang mempunyai kebiasaan biji pinang dikunyah dan dijadikan seolah seperti makanan tradisi.

"Permintaan biji pinang ini selalu ada dan di periode 2011 nilai ekspornya meningkat," ujarnya kepada MedanBisnis, Jumat (27/1).

Dikatakannya, biasa tren pembelian biji pinang hanya terjadi setiap memasuki triwulan pertama setiap tahunnya, sehingga pada periode setahun nilai ekspor menjadi melonjak. Untuk harga dasar pinang di tingkat pengumpul saat ini berkisar Rp7.000 hingga Rp 7.500 per kg, sedang pinang rebus berkisar Rp8.500 -Rp10.000 per kg.

Berdasar data Surat Keterangan Asal (SKA), realisasi ekspor biji pinang pada Januari hingga Desember 2011 mencapai 16.627 ton dengan nilai US$ 13,183 juta. Sementara periode sama pada 2010, volume ekspornya 17.868 ton dengan nilai US$ 11,001 juta.

Ekspor biji pinang ini, katanya, tetap bisa diandalkan meski adanya perubahan iklim yang banyak mengganggu produktivitas tanaman di sektor pertanian serta adanya black compaign. "Permintaan biji pinang yang banyak dikembangkan di Sumut dan Aceh ini ternyata masih tetap tinggi," katanya.

Pengamat luar negeri, Suhariel Latif mengatakan, permintaan biji pinang dipastikan tetap bergairah. Pasalnya, di Aceh pengumpul pinang dengan skala besar mulai berkembang dan aktivitas bisnis masih lancar. “Nilai ekspor ini akan terus meningkat. Meski tanaman ini ada masa panennya, tapi peminat terus ada dan pemasaran tidak penah sepi,” pungkasnya

Bertahan Hidup dengan Bisnis Jual Beli Buah Pinang

Biji pinang yang dikumpulkan oleh petani di Jambi dan sekitarnya, akan dikirim ke India dan Pakistan, oleh eksportir. Dua negara Asia itu adalah konsumen terbesar buah pinang asal Jambi, khususnya, selain Cina.
Setelah mengumpulkan dan menjemput biji-biji pinang dari warga, lalu membelah, mengupas, dan menjemurnya, Juit lantas membawa hasil bumi itu kepada pengumpul agak besar, di kawasan Payoselincah.
Transaksi buah pinang dengan pengumpul agak besar itu dapat dilakukan tiap hari, tergantung ketersediaan barang petani dan pengumpul. Sebab pengumpul besar selalu menampung berapapun stok pinang yang dibawa petani maupun pengumpul kecil.
Dikatakan, masa penjemuran yang ideal untuk mendapatkan biji pinang dengan kualitas standar adalah lima hari, jika cuaca normal.
Namun jika hari mendung dan berhujan, maka masa jemur akan sedikit lebih lama, kadang bahkan kualitas pinang bisa jelek.
Pinang-pinang yang terkumpul itu akan dijual kembali kepada eksportir. Eksportir akan mensortir pinang-pinang tersebut sesuai dengan kualitas barang yang diinginkan.
Sejauh ini, Jambi termasuk salah satu eksportir pinang terbesar di Pulau Sumatra. Sehingga, banyak juga petani dan pengumpul dari wilayah lain, seperti Sumatra Barat, Riau dan lainya yang membawa hasil bumi mereka ke Jambi.
Dan, dari hasil jual pinang kering itulah, Juit, menghidupi keluarganya sehari-hari. Termasuk membiayai sekolah anak-anaknya.
Harga buah pinang sejauh ini selalu stabil, berkisar di angka Rp 4.700 hingga Rp 5.100/kilogram di tingkat pengumpul.
Buah pinang asal Jambi biasanya diekspor ke India dan Pakistan sebagai bahan makanan, dan sebagiannya yang muda di ekspor ke Cina sebagai obat-obatan.
Namun harga pinang juga sama dengan harga barang-barang lain yang cenderung fluktuatif, turun naik, tergantung pasaran, dan produksi.
Diakui Juit, bagaimanapun ia tetap memperoleh keuntungan yang memadai. Sebab, ia tidak memerlukan ongkos besar dan biaya lainnya untuk menjual buah itu.
“Saat mengambil dari warga, harga akan saya sesuaikan dengan pasaran, dan menawarnya sedikit rendah dari yang diminta warga,” katanya.
Selain itu, ia juga tak perlu mengeluarkan ongkos transportasi, sebab ia selalu menggunakan sepeda untuk membeli dan menjual biji-biji itu. Bahkan pengumpul besar biasanya menjemput sendiri ke rumahnya.
Dari hasil jual beli buah pinang itu, ia mampu menyekolahkan anak-anaknya yang masih duduk di bangku SMP, dan memberi uang belanja kepada istri tercinta setiap harinya.
“Meski hanya mengumpulkan hasil bumi dengan pendapatan pas-pasan, namun saya bangga dengan kerjaan saya ini, sebab uang yang dihasilkan halal, dan berkah. Daripada punya penghasilan besar tapi tidak halal,” ujar pria tak tamat sekolah dasar ini.
Walau sudah berjalan hampir 15 tahun, tapi ia merasa masih betah, dan kuat berusaha menjual biji-biji pinang itu. Sebab ia merasa, anak-anak masih butuh bantuannya dan tenaganya, terutama untuk membiayai sekolah mereka.
“Mungkin suatu hari nanti, setelah anak-anak saya sudah besar-besar, tamat sekolah dan sudah punya kerja sendiri, saya akan pensiun dari kerja. Saya ingin kerja yang lebih santai saja. Walaupun kerjaan saya ini termasuk santai,” katanya.

Tuesday, October 9, 2012

Menimang Budidaya Buah Pinang

Pinang (Areca catechu) sudah lama dikenal bisa menjadi obat alternatif atau herbal yang berkhasiat, baik untuk kesehatan maupun kecantikan. Tak heran, banyak pembudidaya tanaman sejenis kelapa ini. Tertarik ikut meramaikannya?

Sebagai tanaman yang masuk ke dalam famili arecaceae atau palmae, budidaya pinang cukup mudah. Tanaman ini dapat dibudidayakan dari buahnya yang sudah tua. Kendati mudah, budidaya pinang harus memperhatikan beberapa hal, seperti kondisi lahan, curah hujan, dan tingkat kelembapan.
Salah satu yang membudidayakan  Abu Umar pemilik UD Mitra Sukses Sejati asal Cilegon, Banten. Ia mengatakan, permintaan buah pinang sangat tinggi. Menurut Umar, sejak tahun 1990-an, budidaya buah pinang memang sudah ramai. Dirinya, berkesempatan untuk memulai budidaya pinang sejak tahun 2000.
Hingga sekarang, ia hanya menjual pinang untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Permintaan paling banyak berasal dari Jakarta dan Bekasi. Meskipun, Umar sejatinya tahun persis bahwa permintaan dari beberapa negara seperti Malaysia dan Singapura juga cukup tinggi.
Hanya, urusan ekspor harus berurusan birokrasi yang cukup sulit, ia pun memutuskan menjual pinang hasil budidaya kebunnya di dalam negeri saja. Jenis pinang yang ia jual adalah pinang merah. Dari satu jenis itu, dia bisa menghasilkan tiga varian pinang untuk diperjual belikan.
Varian pertama yang paling banyak diminati yakni pinang kering iris koin. Harga untuk varian ini Rp 21.000 per kilogram. Sementara, varian lainnya hanya diproduksi jika ada permintaan, mengingat harganya yang murah seperti pinang utuh atau biji yang dijual seharga Rp 7.000 per kg dan pinang belah berkisar Rp 14.000-Rp 15.000 per kg.
Umar menceritakan, budidaya pinang tumbuh di atas lahan seluas 20 hektare (ha). Buah pinang baru itu bisa dipanen setelah tiga tahun masa tanam. Namun, Umar memilih strategi menanam dengan sistem bergulir.
Dengan begitu, Umar bisa memanen pinang sebanyak tiga kali dalam sebulan. Dalam sekali panen, ia bisa mendapat hasil minimal 20 ton. Bahkan, hasilnya bisa berlebih hingga total 100 ton sebulan. Dari jenis pinang, iris koin sangat produktif berbuah.
Total dari hasil penjualan pinang , Umar mengaku bisa meraup omzet Rp 400 juta sebulan. Dari jumlah itu, laba bersih yang ia raih 5% - 10%.
Untuk memulai bisnis ini, Umar menyarankan agar pebisnis tak tanggung-tanggung dalam mengeluarkan modal. Jika modal yang dikeluarkan kecil, susah mendapat untung yang banyak dari bisnis jual-beli pinang ini. Selain itu, sasaran pasar buah pinang juga harus dicari dulu, apakah pasar dalam negeri atau luar negeri.

Pelaku bisnis lainnya adalah UD Mekar Yaero Lestari. Theresia Yani, Marketing UD Mekar Yaero Lestari mengungkapkan bisnis buah pinang cukup menjanjikan.
Namun, Mekar tidak langsung menanam buah pinang. Mekar Yaero membeli buah pinang dari petani yang kemudian akan dijual kembali ke pelanggannya.
Kebanyakan buah pinang diambil dari Lampung. "Pinang dari Sumatra lebih baik kualitasnya," ujar dia. Agar hasil maksimal, petani mendapatkan pelatihan soal buah pinang dari Mekar Yaero.
Yani bilang, pelanggannya banyak berasal dari Papua dan Manado. Dalam sebulan, Mekar Yaero bisa menjual 500 kilogram buah pinang, dengan omzet mencapai sekitar Rp 5 juta per bulan.ktn

Budidayanya Semudah Pohon Kelapa
Budidaya pinang hampir sama dengan budidaya kelapa. Pasalnya, kedua tanaman ini termasuk dalam famili arecaceae atau palmae (palem-paleman). Sama halnya kelapa, budidaya pinang juga berasal dari buah.
Namun, kriteria buah yang bisa dijadikan bibit harus yang sudah tua dan dalam kondisi bagus. Cara menyemai buah tersebut cukup ditaruh di dalam kantong plastik atau polybag.
Lamanya penyemaian memerlukan waktu 18 sampai 30 bulan. Saat itu, bibit sudah tumbuh dengan lima sampai tujuh helai daun. Abu Umar, pemilik UD Mitra Sukses Sejati asal Cilegon, Banten bilang, bibit berusia 18 - 30 bulan itu sudah bisa ditanam di tanah.
Bila ditanam di areal perkebunan yang masih banyak terdapat babi hutan, tanaman ini harus benar-benar dijaga. Setidaknya, selama tanaman pinang berusia tiga bulan pertama sejak ditanam.
“Soalnya, pohon pinang muda memiliki akar yang manis bagi babi. Jadi, babi suka merusak dan mematahkan pinang untuk mendapatkan akarnya,” kata Umar.
Untuk melindungi dari serangan babi, petani dapat memagari lahan dengan bambu yang panjang. Bagian bawah pagar harus dibikin agak rapat supaya babi tidak bisa masuk ke perkebunan. "Babi bisa mengorek tanah ketika mencoba masuk ke dalam lahan," jelasnya.
Setelah diameter batang mencapai ukuran 1,5 meter (m) hingga 2 m atau setelah tiga bulan, tidak perlu lagi perawatan khusus.
Buah pinang baru bisa dipanen setelah tiga tahun ditanam. Buah pinang yang sudah dipanen harus dikeringkan supaya tak berjamur.

Theresia Yani, Marketing UD Mekar Yaero menambahkan, pinang asal Sumatera tergolong lebih baik dibanding pinang dari daerah lain. Makanya, banyak pelangganya lebih memilih pinang yang tumbuh di Sumatera. "Saat ini kami sudah memiliki jaringan dengan petani di Lampung," jelasnya.
Ia bilang, tim dari UD Mekar Yaero kerap memberikan penyuluhan cara pembibitan pinang agar menghasilkan kualitas yang bagus kepada para petani.
Menurutnya, pinang bisa tumbuh dengan baik dan menghasilkan produksi yang memuaskan jika tumbuh di lahan dengan ketinggian 0-1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Namun, untuk lokasi idealnya ada di ketinggian 600 mdpl.
Selain itu, pinang harus ditanam di tanah yang gembur dengan curah hujan antara 750-4.500 milimeter per tahun. Suhu kelembapannya juga harus diperhatikan.
Pinang dapat tumbuh baik dengan suhu antara 20 derajat celcius sampai 30 derajat celcius. Pinang juga harus mendapat sinar matahari yang cukup berkisar enam hingga delapan jam per hari.
Beberapa penyakit yang mungkin menyerang adalahBercak daun menguning (yellow leaf spot). Penyebabnya penyakit brtcak daun adalah cendawan Curvularia sp. Gejala pada lamina daun, terlihat bercak-bercak kuning 3-10 mm diameter. Infeksi lanjut dapat menyebabkan kematian bibit. Penyemprotan dengan Dithane dapat mengurangi serangan.
Leaf blight.Penyebabnya adalah Pestalotia palmarum Cooke. Gejala penyakit berupa bercak-bercak coklat kekuningan pada helaian daun. Pemupukan N dan K2O ataupun dengan pemberian naungan dapat menekan penyakit.
Karat merah daun (red rust).Penyebabnya yaitu Cephaleuros sp. Cendawan ini menginfeksi batang dan daun. Sehingga terlihat bercak tak beraturan pada bagian batang dan daun yang berwarna kekuningan. Untuk menghindari perlu dibuat naungan secukupnya.
Ada juga Busuk akar/pangkal batang (root/collar rot).Penyebabnya adalah cendawan Fusarium sp. dan Rhizoctoria sp. Penyakit ini biasanya terlihat di pembibitan dengan sistim drainase jelek. Serangan cendawan ini mengakibatkan tanaman layu.
Busuk buah (fruit rot).Penyebabnya adalah Phytopthora arecae. Gejala bercak basah terlihat pada permukaan buah dekat kelopak bunga (perianth). Bercak ini akan menyebar sehingga warna buah berubah menjadi hijau tua. Jika bercak mencapai bagian apikal buah maka akan menyebabkan buah gugur. Pengendalian secara kimia dapat di lakukan dengan fungisida Copper oxychlorride serta fitosanitasi (pembersihan) kebun. Pengendalian lainnya dengan melakukan fotosanitasi pada kebun-kebun.ktn,ins

Obat Cacingan hingga Ramuan ‘Greng’
Sudah diketahui dari dulu buah pinang banyak mengandung khasiat dalam pengobatan tradisional. Buah ini bersifat anthelmintica yang berguna meluruhkan cacing dan adstringensia untuk menciutkan selaput lendir.
Bahkan, disebuah restoran di Bandar Lampung pemiliknya justru menyediakan jus buah pinang dicampur dengan beragam bahan, khasiatnya diyakini bisa meningkatkan vitalitas pria.
Rumah makan khas Sumatera Barat yang terletak di Jalan Zaenal Abidin, Pagar Alam, Kedaton, Bandar Lampung ini memang tampak rumah makan pada umumnya. Berbagai jenis makanan hidangan khas tanah Minang pun tampak tersedia. Tapi ada satu menu yang membedakannya dengan rumah makan lain ditempat ini yakni minuman jus buah pinang muda.
Arifin, salah satu karyawan rumah makan ini biasa meracik jus buah pinang muda itu mengatakan, untuk rasa pahit bisa dinetralisir dengan menggunakan gula putih secukupnya. Cukup mudah cara pembuatannya.
Setelah berhasil dipisahkan dengan kulitnya, kemudian dicampur dengan satu butir kuning telur ayam kampung atau telur bebek. Sebelum proses pemblenderan sebaiknya dicampur dengan tiga sendok madu dan susu kental manis secukupnya untuk ukuran satu gelas jus buah pinang muda.
Sebelum dihidangkan jus pinang ini disaring dahulu agar ampas dari buah pinang tidak ikut terminum. Pada umumnya penikmat jus buah pinang muda ini adalah kaum lelaki. Selain cocok untuk mengobati rasa pegal, juga dipercaya mampu menambah vitalitas kaum lelaki.

Karena kandungannya, minuman segar buah pinang muda ini juga cocok dikonsumsi untuk para kaum manula. Anda cukup mengeluarkan kocek Rp 8000 bisa menikmati jus buah pinang muda ini. Mudah dan murah bukan?
Berikut beberapa manfaat dan ramuan pinang lainnya:
1. Meningkatkan gairah
Ambil satu biji buah pinang yang belum mengeras. Kerat-kerat kemudian kunyah dan makan. Cara lain: ambil satu biji buah pinang kemudian hancurkan dan rebus dalam dua gelas air. Tunggu sampai menjadi satu gelas. Kedua cara itu sama khasiatnya, akan meningkatkan gairah.
2. Obat cacingan
Siapkan seperempat potong buah pinang, setengah jari rimpang temulawak, dan setengah jari rimpang kunyit. Semua bahan tersebut direbus kemudian disaring. Minum air hasil saringan tersebut untuk mengatasi cacingan.
3. Menguatkan gigi dan gusi
Ambil beberapa biji buah pinang. Iris menjadi beberapa bagian, kemudian kunyah irisan tersebut.
4. Sakit pinggang
Ambil beberapa lembar daun pinang. Tumbuk daun tersebut dan hangatkan. Setelah itu tumbukan tersebut dikompreskan di tempat yang sakit.
5. Kudis
Parut satu biji buah pinang. Campur dengan seperempat sendok teh kapur sirih dan air secukupnya. Oleskan di bagian yang sakit.
6. Difteri
Siapkan dua biji buah pinang kemudian rebus dalam dua gelas air. Tunggu sampai tersisa menjadi 1 1/2 gelas. Tambahkan satu sendok makan madu dan aduk rata. Minum perlahan-lahan untuk menyembuhkan difteri.